YASNIKO Part 01





YASNIKO Part 01

By : Fendik Nurdianto




Lumajang kota kelahiranku adalah kota yang sangat indah, akan tetapi aku ingin cepat-cepat segera pergi dari kota ini. Terasa cukup berat untuk tinggal di sini, bahkan untuk 3 hari sekalipun. Kematian pamanku membuatku kembali menginjakkan kaki di kota ini setelah 10 tahun lamanya, tapi aku harus segera kembali ke Surabaya.

Baguslah busnya datang! Oh ya namaku Eggis Findra.



* * *

"Awas lo Gis, sekali lagi pelit ku hajar lagi kau!!

Tangan Reksi, anak yang paling besar di kelasku mendaratkan pukulannya ke dadaku. Rasanya sakit sekali mungkin gara-gara tubuhku yang kecil. Aku sampai terbatuk-batuk. Anjas dan Faizal melepaskan tanganku. Ketiganya lalu tertawa melihatku menahan sakit di dada.

"Anak curut jangan lupa, besok harus ada 25 ribu c*k !!! Reksi mengancam. "Awas kalau tidak ada, mau kami hajar lagi"? Anjas ikut-ikutan mengancam. Mereka lalu meninggalkanku.

Yap, kehidupan menyedihkanku dimulai saat aku SMP. Mereka sering membullyku. Bahkan setelah aku memberikan uangku meraka juga memaksaku mengerjakan tugas kesenian mereka dari ibu Heny. Aku hanya diam saja menerima perlakuan mereka.

"Hahahaha ..... apa kau benci mereka?"

Aku kaget, tiba-tiba di belakangku berdiri anak seumuranku. Namanya Yasniko, ia salah satu teman sekelasku. Meskipun begitu ia berbicara padaku untuk pertama kalinya. Kami tak pernah berbicara sebelumnya.

"Apa kau ingin mereka tak bisa melakukan apapun terhadapmu?"

Aku mengangguk. “Bagaimana caranya? tanpa sadar aku bertanya. Yasniko tersenyum aneh. "Kau tahu pengemis tua yang setiap pagi duduk dekat dengan lampu merah? Bawa mereka di sana!”

“Apa?? Untuk apa?”

“Tepat jam 06.42 di tempat biasanya pengemis itu duduk" Belum sempat aku bertanya lagi Yasniko sudah pergi sambil tertawa-tawa.

Yasniko adalah anak yang aneh dan mungkin juga menakutkan, aku tak banyak tahu tentangnya karena dia anak pindahan. Entah kenapa seluruh kulitnya pucat dan katung matanya menghitam. Dia duduk di bangku paling belakang dan tak suka bicara dengan siswa lainnya.

Tingkahnya juga aneh, pernah suatu hari tiba-tiba Yasniko tertawa keras sekali membuat kami kaget. Jarinya menunjuk guru matematika kami yang bernama Pak Sugeng. Ia mengatakan pada semua orang bahwa guru itu akan mati. Keesokan harinya rumah pak guru terbakar dan ia beserta keluarganya mati terpanggang api. Sejak saat itu semua siswa merasa takut berteman dengan Yasniko bahkan geng Reksi pun tak mau berdekatan dengannya. Kami sekelas sepakat anak itu sedikit menakutkan.

Tapi aneh kali ini aku merasa ia memberiku sedikit harapan terbebas dari perbullyan Reksi dan genknya. Besok pukul 06.42 katanya.

Pukul 06.42 di tempat lampu merah .. Ada apa??


***
Esok harinya aku berangkat sekolah sekolah lewat biasa, kedua tanganku memeluk sebuah kerdus berisi 4 kerajinan tangan berupa manik-manik dari bu Heny. Sekarang aku berdiri di tempat biasanya pengemis tua itu duduk. Anehnya hari ini ia tidak kelihatan. Aku lirik jam tangan, masih pukul 06.35.

"Kau sedang menunggu kami, cumi?" Kata Faizal. Reksi dan genknya akhirnya datang. Mereka memang biasanya melewati jalan ini saat berangkat sekolah.

"Bagus ternyata kau mengerjakannya, cepat berikan!" Tangan Reksi terulur.

“Tunggu sebentar.. jawabku gugup”. Ku lihat lagi jam masih pukul 06.38. Aku harus menahan mereka beberapa menit di sini.

“Cepat berikan, apa yang kau tunggu c*k!”

“Akan ku berikan tapi tunggu sebentar!! Teriakku.

“Heee,,, cepaat berikan !! Reksi memukul perutku.

“Ini ambillah! Aku melemparkan isi kardus itu ke atas, isinya jatuh ke tanah berhamburan. Kemudian aku berlari menjauh dari tempat itu.

“Woey.. apa yang lo lakukan!! Mereka bertiga segera memunguti kerajinan itu di tanah.

"Telooleeeeettt.....braaakkk!!!!"

Tiba-tiba terdengar dentuman keras di belakangku. Aku menoleh. Sebuah truk pasir kehilangan kendali keluar jalur jalan dan melindas mereka. Truk itu berhenti setelah menabrak tembok sebuah bangunan. Tubuh reksi terseret truk sehingga kepala dan badannya hancur. Sedangkan Anjas dan Faizal hampir rata tergeletak di pinggir jalan. Isi perut dan organ mereka berantakan di tanah. Kaki Faizal putus tersambar truk. Darah yang menggenani jalan membuat perutku terasa mual dan ingin muntah.

Aku tak percaya dengan apa yang baru saja ku lihat. Mereka tiba-tiba saja mati, beruntung aku masih hidup. Aku tak bisa melupakan pemandangan mengerikan ini sampai sekarang.


(Bersambung ke part 2)




Rate post:
{[['']]}

Baca juga:

Comments
1 Comments

1 comment:

  1. titanium necklace mens - Tatitanium Artists
    TITIAN titanium bmx frame GOLD · TATITIC titanium metal trim · TUTICA how much is titanium worth · TUTICA · TINICA · TATI · TINKTRAKE TIGI titanium gr 2 · TINKTRAKE TIGI · titanium studs TINKTRAKE TIGI · TINKTRAKE TIGI.

    ReplyDelete